Sabtu, 26 September 2015

MARS HIMARSEKAP UDAYANA


MARS HIMARSEKAP


Himpunan Mahasiswa Lansekap
Menimba Ilmu Pengetahuan
Bergerak Untuk Masa Depan
Demi Cita-Cita Bangsa

Himpunan Mahasiswa Lansekap
Bakti Pada Tuhan Yang Maha Esa
Bersatu Padu Untuk Negara
Indonesia Raya

Diatas Tanah Air Tercinta
Berdiri Gagah Jiwa Dan Raga
Himpunan Mahasiswa Lansekap
Jayalah Selamanya

Maju, Terus Maju
Mari Bersama-sama
Menjulang Tinggi Di Tanah Bangsa
Di Udayana
Menggapai Mimpi Dengan Suka Cita
Untuk Indonesia



Selasa, 22 September 2015

AKTIVITAS

Seminar Nasional Lansekap 2016
 
Seminar Nasional Lansekap 2016 diadakan pada hari Sabtu, 5 Maret 2016 di Ruang Nusantara, Gedung Agrokomplek, Lt. IV, Kampus Udayana Jl. P.B. Sudirman. Seminar yang mengambil tema "Merencanakan Tata Ruang Kota Pariwisata Berbasis Budaya"  ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lansekap Fakultas Pertanian Unud (Himarsekap) sebagai program kerja yang dilaksanakan setiap tahun. Seminar Nasional Lansekap 2016 dibuka langsung oleh  Pembantu Rektor 3 Unud yang didampingi oleh Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian Unud , Kapordi Arsitektur Lansekap, dan Ketua Panitia.

Acara resmi dibuka langsung oleh Pembantu Rektor 3 UNUD
            Seminar Nasional Lansekap tahun 2016 ini mengundang pembicara-pembicara handal diantarnya; Bapak I Made Adikampana S.T., M.T. (Dosen Pariwsata) , Prof. Putu Rumawan Salain (Guru Besar Arsitektur Unud), dan Popo Danes (Ketua Komite BTDC). Seminar ini diikuti oleh sekitar 170 peserta yaitu para pelajar maupun masyarakat umum. "Perencanaan tata ruang dan kota pariwisata dengan landasan budaya menjadi penting agar sinergi setiap wilayah menjadi equal dan saling memberi manfaat.", tutur Prof. Rumawan. "Ide Pengintegrasian antara Perencanaan pariwisata dengan perencanaan kota meliputi lingkup eksternal kota, proses perencanaan kota, dan lingkup internal kota." tutur bapak Adikampana.
Pembicara pada Seminar Nasional Arsitektur Lansekap
Popo Danes merupakan arsitek yang sangat memperhatikan lingkungan. Beliau selalu menonjolkan lansekap alami, memadukan softscape dan hardscape secara harmonis dan juga sentuhan Bali yang kental ataupun modern. Beliau juga berprinsip tidak mau mengambil proyek di lahan sawah karena menurut beliau sawah adalah lanskap yang vital dan harus dipertahankan.Banyak ilmu dan pengalaman lagi yang disampaikan ketiga pembicara kita yang begitu sangat inspiratif dan membuka wawasan peserta yang menghadiri seminar ini.

Posted by : Bidang II (2015/2016)

 

 

 


International Symposium, Asian Cultural Landscape Association (ACLA) 2015


ACLA (Asian Cultural Landscape Association) merupakan sebuah organisasi (non profit) yang diikuti oleh beberapa negara di Asia. ACLA adalah wadah untuk orang-orang yang melakukan studi mengenai lansekap budaya melalui sudut pandang Asia.
Tahun ini, ACLA diselenggarakan di Denpasar Bali pada tanggal  11-13 September 2015, bekerja sama dengan program studi Arsitektur Lansekap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. President ACLA, Prof Sung-Kyun Kim, mempercayakan program studi Arsitektur Lansekap sebagai panitia penyelenggara, dengan ketua panitia, Ibu Naniek Kohdrata (dosen Arsitektur Lansekap). Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi prodi Arsitektur Lansekap, Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang masih terbilang prodi baru.
Pada tahun ini, ACLA diikuti oleh beberapa negara diantaranya ; Korea, Jepang, India, Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka.
Hari pertama dan kedua merupakan International Symposium yang dilaksanakan di Hotel Puri Ayu, Denpasar. Hari ketiga adalah kegiatan Field Trip ke beberapa tempat lansekap budaya yang ada di Bali. (22/9)

 
The International Symposium
The Field Trip to Pura Batukaru
 Posted by : Bidang II (2015/2016)




16 Juli 2014

PAMERAN PERDANA THE LUCKY ARL.13 FP UNUD





Pada tanggal 25 April 2014 merupakan pertama kalinya mahasiswa Arsitektur Lansekap mengikuti pameran yang diadakan oleh BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana dalam acara EXPO AGRICULTURE UDAYANA UNIVERSITY. Dalam pameran ini, mahasiswa prodi baru ini ingin mulai menggubrak fakultas pertanian dengan sebuah karya yang patut diacungi jempol.
Pada awalnya, kita hanya di kasih sebuah amanat dari ketua BEM FP membuat maket untuk di pamerkan dalam acara EXPO tersebut. Amanat itu disampaikan ketua BEM melalui ketua HMJ HIMARSEKAP dalam jangka waktu kurang lebih H min 3 minggu acara. Proyek perdana ini di amanatkan ketua HMJ kepada 4 mahasiswa ARL untuk menjadi penanggung jawabnya. Namun pada saat H min 1 minggu acara, ketua BEM telah menginfokan tentang tema maket yaitu bertemakan tentang SUBAK. Antara kecewa dan binggung yang kami rasakan saat itu. Karena ke empat teman kami telah selesai membuat desain yang nantinya akan direalisasikan pada maket tersebut. Akhirnya, ke empat teman kami melakukan konsultasi kepada salah satu dosen yang sudah ahli dalam bidang ARL yaitu ibu Naniek Kohdrata. Beliau mengatakan bahwa “kalian akan sanggup menyelesaikan proyek itu dalam waktu 1 minggu”.
Dalam prases pembuatan maket ini tidak lah mudah bagi mahasiswa pemula yang ke empatnya merupakan anak rantau yang hanya sedikit faham tentang subak. Ditambah dengan karakter keempat mahasiswa tersebut yang memiliki pemikiran, karakter, dan jiwa kesenian yang berbeda-beda. Sehingga tidak heran jika dalam memulai proyek ini terjadi pertengkaran tentang penentuan tema, desain, elemen, bahan dasar, serta penentuan warna. Namun mereka sadar bahwa menyelesaika sebuah proyek bersama tim tidak bisa dengan mengutamakan  keegoan pribadi. Dan pada akhirnya mereka menemukan sebuah tema tentang agrowisata pada lahan pertanian “subak” dengan mendesainnya sedemikian rupa untuk dibangun sebuah villa, resto, taman, serta media transportasi tanpa merusak lingkungan.
Waktu 1 minggu bukan lah waktu yang cukup untuk menyelesaikan proyek ini. Ditambah pada minggu ini kami melaksanakan uts dan di tambah praktikum-praktikum yang harus diikuti. Sehingga pembuatan maket ini dirasa kurang maksimal karena kekurangan waktu dalam penyelesaiannya. Namun demikian itu tidak mematahkan semangat kami untuk menyelesaikannya. Walaupu hanya 4 mahasiswa sebagai penanggung jawabnya, mereka tidak ingin mengakui karya tersebut sebagai karya mereka. Mereka ingin proyek itu dikerjakan oleh semua mahasiswa ARL sehingga karya tersebut menjadi karya bersama. Oleh sebab itu mereka memerlukan kerja sama dari semua mahasiswa ARL dalam penyelesaian proyek ini.
“SUBAK” merupakan tema yang ditentuka ketua BEM FP UNUD. Namun kita tidak puas hanya dengan mengerjakan karya sesuai dengan yang di tentukan. Kita ingi lebih dari itu. Menyampaikan sebuah pesan tersurat dari karya tersebut disertai dengan menghadirkan instalasi berceritakan tentang proses pembuatan maket serta latar belakang dan maksud dari karya tersebut. Dan pesan yang ingin kami sampaikan salah satunya adalah, kami tidak menolak reklamasi. Karena  kita ARL 13 pada tahun 2017 nantinya diharapkan mampu membangun tanpa merusak karena itu merupakan semboyan Arsitek Lansekap.

Persis dalam waktu 1 minggu disertai begadang setiap malam. maket, instalasi, serta logo HMJ HIMARSEKAP telah siap untuk dipamerkan.
Semangat terus buat mahasiswa ARL 13, semoga tetap solid dan semakin keren karya-karanya!
ARL13: Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu.

The Lucky ARL13 UDAYANA.